BIAYA kuliah makin tinggi, belum lagi pengeluaran lainnya sepanjang masa kuliah makin membebani. Di tengah kondisi tersebut, beasiswa pun menjadi solusi.
Namun, banyak pelajar ragu ketika akan melamar beasiswa. Survei yang dilakukan FluidReview, seperti dinukil dari laman QS World Universities Rankings, Selasa (15/9/2015), menunjukkan bahwa 56 persen mahasiswa S-1 yang menjadi responden tidak melamar program beasiswa satu pun.
Data hasil survei memperlihatkan, ada tiga pandangan yang keliru tentang proses pencarian dan pelamaran beasiswa.
1. “Saya tidak memenuhi kualifikasi untuk sebuah beasiswa.”
Banyak mahasiswa memercayai hal ini. Akibatnya, mereka pun kehilangan kesempatan untuk meraih beasiswa yang potensial. Padahal, tidak semua seleksi program beasiswa berdasarkan kualifikasi akademis tinggi.
Terkadang informasi beasiswa memang sulit dicari, sehingga banyak mahasiswa tidak menyadari peluang tersebut. Tetapi, di era perkembangan teknologi, sudah banyak aplikasi yang dapat membantu mahasiswa menemukan beasiswa sesuai kebutuhan mereka.
2. “Proses lamaran beasiswa terlalu lama.”
Pendapat ini ada benarnya. Tetapi, hasil dari proses ini akan sangat berharga. Jadi, mengalokasikan waktu beberapa jam dalam sehari untuk mengurusi aplikasi beasiswa akan memberikan seseorang peluang yang lebih besar. Terutama di era serba teknologi ini, cukup dengan sekali klik, kita pun bisa mendaftar ke beberapa program beasiswa dengan mudah.
3. “Beasiswa sulit dicari.”
Kesulitan ini biasanya lebih kepada menyeleksi informasi beasiswa apa saja yang relevan dengan kualifikasi seseorang. Jadi, sebaiknya para mahasiswa membuka mata pada berbagai peluang beasiswa, baik dari kampus maupun dari lembaga donor swasta. Jika perlu, bergabunglah dengan grup mailing list beasiswa atau akun-akun media sosial yang rajin menyampaikan informasi beasiswa. Kuncinya adalah jeli melihat peluang.
Semoga berhasil!
Sumber: http://news.okezone.com/read/2015/09/15/65/1214340/tiga-kesalahan-pencari-beasiswa