JAKARTA – Dahulu, melihat bendera Amerika Serikat (AS) secara langsung di negaranya hanya merupakan mimpi bagi Janu Muhammad. Namun, saat ini keadaan sudah berubah. Alumnus Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu berkesempatan menjalani program pelatihan di Arizona State University, AS.
Janu menjadi peserta dalam program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship on Civic Engagement yang berlangsung mulai 20 Februari hingga 26 Maret 2016. Program ini merupakan pertukaran para pemuda ASEAN yang bertujuan memberikan pelatihan leadership dalam bidang environment, civic engagement, dan entrepreneurship.
“Saya merasa bersyukur atas kesempatan berharga ini. Masih seperti mimpi, rasanya dulu hanya bisa melihat bendera Amerika di TV, tapi sekarang bisa melihat langsung,” ucapnya sebagaimana dinukil dari laman UNY, Rabu (2/3/2016).
Bagi putra pasangan penjual sayur, Ngadiyo dan Lasiyem itu, kesempatan tersebut bukanlah kali pertama dia menjelajah ke luar negeri. Pasalnya, ini merupakan kali keempat Janu mewakili Indonesia dalam berbagai program internasional, seperti Summer School di Belanda (2013), program homestay di Australia (2014), dan AUYS di Malaysia (2015).
“Saya bersyukur, ini hasil usaha dan doa yang saya lakukan,” tuturnya.
Selama lima minggu mengikuti YSEALI, cowok kelahiran 7 Januari 1993 ini akan mengikuti kuliah dengan materi terkait civic engagement. Tak hanya itu, dia bersama 44 delegasi lainnya juga berkesempatan mengunjungi beberapa kawasan menarik di AS, seperti Grand Canyon, suku Navajo, Los Angeles, dan Washington DC.
Pada akhir program, Janu akan menyampaikan social project proposal di Washington DC untuk selanjutnya akan diimplementasikan di ASEAN. Penerima beasiswa PPA Dikti itu berharap, apa yang dilakukannya dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi para generasi muda di Indonesia. (ira)
(rfa)
Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/03/01/65/1325039/putra-penjual-sayur-jajal-pendidikan-di-amerika