Mawa Unsurya. Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam (PMPA) ARCHAEOPTERYX sebagai organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA) Jakarta menyelenggarakan acara Diskusi tentang Lingkungan Hidup pada hari Sabtu, 8 April 2023. Diskusi dengan tema “Berbagi Berkah, Rezeki Melimpah. Solusi dan Faktor Perubahan iklim” tersebut dilanjutkan dengan berbuka bersama dan sholat maghrib berjamaah. Wakil Rektor III UNSURYA Jakarta Marsekal Pertama TNI (Purn) Dr. Agus Purwo W.,S.E, M.M, M.A, CIPA yang hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut menyatakan bahwa mahasiswa sebagai generasi intelektual terhormat perlu terus mengasah kemampuan melalui kegiatan-kegiatan yang inovatif dan kreatif dengan tanpa mengganggu lingkungan hidup.
Diskusi yang sangat dinamis tersebut menghadirkan Narasumber sekaligus sebagai pembicara yaitu Bapak Hadi Jatmiko, Kepala Divisi Pengetahuan Kelembagaan WALHI Nasional dan Bapak Adam Kurniawan, Manajer Pengembangan Potensi Rakyat WALHI Nasional. Isu lingkungan hidup seperti Krisis iklim, deforestasi, sampah, polusi udara, pencemaran dan sebagainya merupakan gambaran kondisi yang bisa kita lihat saat ini. Hal tersebut menurut Hadi dan Adam bisa terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Kebijakan yang kurang perhitungan dalam pembangunan bisa menambah dan mempercepat laju kerusakan ekologi. Adam mengutip data BNPB, bahwa pada tahun 2008 terdapat 928 kejadian bencana, sedangkan pada tahun 2021 terdapat 5.402 kejadian bencana, hal tersebut menunjukkan peningkatan sebanyak 58,2%. Pada tahun 2022 sebanyak 3.544 kejadian bencana yang terjadi seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor merupakan bencana yang terbanyak dan mendominasi dalam 3 tahun terakhir.
PMPA ARCHAEOPTERYX UNSURYA sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA), berkegiatan secara langsung dengan alam, dimana proses pendidikan dan pelatihannya serta tempat dalam membangun karakternya tidak lepas keterlibatannya dari alam. Sebagai kelompok atau individu anggota masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab lebih dalam upaya pelestarian maupun perlindungan lingkungan hidup serta terlibat aktif dalam misi kemanusiaan dan sosial disetiap bencana ekologis yang terjadi di Indonesia.
Bencana ekologis yang terjadi di Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabeka yang akhir-akhir ini sering terjadi seperti longsor, banjir dan pencemaran udara bisa saja disebabkan oleh adanya alih fungsi hutan menjadi pemukiman, problem sampah yang tidak teratasi, dsb. Kerusakan lingkungan hidup yang berdampak pada bencana yang terjadi, telah menjadikan generasi saat ini sebagai korban bisa saja disebabkan adanya kurangnya perhatian dalam upaya pelestarian, perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup. Tentunya nilai dan prinsip sebagai Mahasiswa dan Pencinta Alam harus mampu membuat perubahan dan mewariskan kondisi lingkungan hidup yang lebih baik, adil dan berkelanjutan untuk generasi selanjutnya.
Menurut Shoma, Ketua PMPA ARCHAEOPTERYX UNSURYA, kegiatan diskusi ini merupakan salah satu program kerja unggulan yang diselenggarakan secara berlanjut dalam rangka melakukan pengembangan pengetahuan bagi anggota PMPA ARCHAEOPTERYX UNSURYA.(Shoma-Guspur 08/04/23)