JAKARTA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, setiap program studi di perguruan tinggi harus memiliki kompetensi masing-masing. Hal ini untuk mengatasi masalah tak sesuainya lulusan dengan profesi yang dijalaninya usai lulus kuliah.
“Kompetensi akan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Sehingga jangan sampai terjadi mereka justru tidak bisa bekerja pada bidangnya,”.
Kendati demikian, Mantan Rektor Terpilih Universitas Dipenogoro (Undip) itu menjelaskan, beberapa kasus lulusan bekerja lintas bidang karena keinginannya sendiri. Jika sudah begitu, menurut dia, itu merupakan hak masing-masing individu.
“Contoh ada seorang sarjana teknik yang seharusnya bekerja sebagai insinyur malah memilih bekerja di media. Itu sudah panggilan, katanya. Namun, kami tentu tetap mendorong lulusan supaya punya kompetensi di bidangnya masing-masing,” terangnya.
Saat ini, Kemristekdikti sendiri sedang melakukan pemetaan terhadap kebutuahan insinyur. Yang terbaru, guna pembangunan Blok Masela dibutuhkan setidaknya 12 ribu tenaga insinyur. Oleh karena itu, untuk memenuhinya pihaknya melakukan cara, salah satunya yakni menyiapkan perguruan tinggi untuk membuka prodi engineering.
“Selain itu uji kompetensi di bidang engineering juga harus dijalankan,” tambahnya.
Selain masalah kebutuhan insinyur, profesi guru juga menjadi salah satu yang akan diperhatikan. Menurut dia, lulusan guru sudah banyak, namun ada beberapa yang kompetensinya tidak sesuai.
“Solusinya itu meningkatkan pada jumlah program profesi guru. Selain itu mutunya juga harus diawasi. Begitu juga profesi lainnya,” tandasnya.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/04/06/65/1355856/kompetensi-prodi-arahkan-lulusan-bekerja-sesuai-bidang