JAKARTA – Keberadaan kelompok Support Group and Research Center On Sexuality Studies (SGRC) di lingkungan kampus yang dituding memberikan dukungan terhadap kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) terus menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, pun bersuara keras.
Nasir melihat, keberadaan kelompok kajian tersebut dilatari adanya penyimpangan. Dia menegaskan, seharusnya kampus Islam seperti UIN Syarif Hidayatullah tidak sampai disusupi kelompok menyimpang tersebut.
“Keberadaan mereka menunjukkan bahwa kita butuh perbaikan mental dan moral,” ujar Nasir kepada Okezone, belum lama ini.
Meski demikian, Nasir meminta, pelarangan terhadap LGBT masuk kampus harus dipahami secara objektif. Menurut dia, hal itu bukan berarti melarang segala bentuk kegiatan yang ada kaitannya dengan LGBT. Kampus, kata Nasir, terbuka lebar untuk segala kajian, edukasi, yang bertujuan untuk membangun kerangka keilmuan, termasuk kajian mengenai LGBT dan lain-lain.
“Larangan saya terhadap LGBT masuk kampus apabila mereka melakukan tindakan yang kurang terpuji, seperti bercinta atau pamer kemesraan di kampus. Ini yang saya maksud akan berdampak terhadap kerusakan moral bangsa,” papar Nasir melalui akun Twitter @menristekdikti, Senin (25/1/2016).
Polemik LGBT di lingkungan kampus ini mencuat dilatari keberadaan sekolompok mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia (UI) yang membahas berbagai isu seksualitas dan gender. Pasalnya, kegiatan konseling kelompok yang menamai diri mereka Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) itu dianggap mendukung keberadaan kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di kampus.
Polemik muncul karena pihak UI menganggap SGRC bukan bagian resmi universitas serta memakai logo dan lambang UI tanpa izin. Tidak hanya itu, SGRC juga diketahui membuka perwakilan di kampus Islam, UIN Syarif Hidayatullah. (ira)
Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/01/25/65/1296476/ini-penjelasan-menristekdikti-terkait-lgbt-di-kampus